Depresi, Pemicu Utama Munculnya Keinginan Bunuh Diri pada Remaja

Azzahra Najwa Sarahah
Universitas Muhammadiyah Malang

            Kasus bunuh diri banyak terjadi setiap tahunnya dan menduduki posisi kedua sebagai penyebab kematian terbanyak setelah kasus kematian di jalan raya atau kecelakaan. Banyak hal yang dapat memicu keinginan bunuh diri dan masalah depresi menjadi salah satu pemicu utama keinginan untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Banyak dari lapisan masyarakat mengalami depresi dan berujung memutuskan melakukan bunuh diri. Perasaan depresi senang untuk menghantui dan mengendap dalam diri individu yang sedang memiliki pikiran negatif dan merasa gagal.

            Depresi memiliki pengertian, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan, serta gangguan suasana hati sehingga mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang. Menurut penelitian Sulistyorini dan Sabarisma perasaan depresi itu berangkat dari pikiran-pikiran negatif hingga memunculkan perasaan tertekan, menyebabkan penyajian negatif terhadap penilaian diri, pengalaman hidup, kesedihan, dan keputusasaan. Bunuh diri menjadi pilihan cepat yang diambil guna menyelesaikan permasalahan yang dialami. Bunuh diri terjadi ketika seseorang sudah berada di titik paling rendah dari keputusasaan dan kesedihannya sehingga berani mengambil keputusan tersebut. Remaja menjadi sasaran empuk mengalami depresi, sebab remaja berada di masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa-masa remaja merupakan masa di mana seseorang masih melakukan pencarian jati diri, serta masih memiliki emosi yang labil. Remaja banyak mengalami masalah-masalah sebab tugas di masa perkembangannya yang perlu diselesaikan. Masalah-masalah tersebut yang apabila tidak diatasi atau diproses dengan baik dapat menimbulkan tekanan yang dapat berujung depresi.

            Permasalahan-permasalahan yang pasti dialami oleh remaja, seperti masalah pertemanan, banyaknya tuntutan, mempersiapkan atau memikirkan masa depan, seperti menentukan dalam pengambilan keputusan berkuliah di jurusan apa ataupun memilih bekerja. Selain itu, terdapat juga tugas-tugas dari sekolah yang begitu banyak, dan bahkan permasalahan personal yang dialami di rumah, seperti masalah-masalah dengan orang tua, mengalami broken home, dan lain sebagainya. Semua masalah ini banyak dapat terjadi karena remaja yang memang hidup pada fase yang di dalamnya mengalami proses yang sangat kompleks dalam hal komunikasi dan tanggung jawab. Remaja sendiri banyak yang terkadang masih kesulitan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi dari masalah yang terus bertumpuk. Kesulitan lain yang dialami pula oleh remaja adalah menemukan jalan keluar dalam mengatasi masalah dan ini membuat remaja menjadi terus berorientasi pada masalah, bukan pada solusi.

            Individu yang mengalami depresi cenderung memiliki kondisi kesehatan yang buruk, sebab selain kesehatan mental yang terganggu, depresi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara jasmaninya. Depresi cenderung akan memunculkan perasaan yang menuju pada perilaku tidak ingin merawat diri, rendahnya minat untuk mengonsumsi makanan sehat sesuai porsinya. Pada dasarnya seseorang yang mengalami depresi memiliki nafsu makan yang tinggi ataupun benar-benar kehilangan nafsu makannya. Penyebab kesehatan yang buruk tidak hanya datang dari gaya hidup tidak sehat, akan tetapi penyakit juga banyak disebabkan dari pikiran. Sehingga selain dari menjaga kesehatan dengan melakukan rutinitas yang sehat, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bergizi, pentingnya pula untuk mengelola emosi dan pikiran, menjauhi pikiran-pikiran  negatif, serta melakukan hal-hal yang digemari untuk mencegah terjadinya depresi.

            Dalam segi agama, seluruh aturan agama menyatakan bahwa bunuh diri adalah hal yang dilarang. Orang yang melakukan bunuh diri dianggap tidak sesuai atau meyalahi nilai-nilai dan ajaran agama yang telah diberikan. Dari seluruh macam agama dapat diambil gambaran bahwasannya bunuh diri adalah bentuk tidak bersyukurnya seseorang atas kehidupan yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa, bunuh diri akan mengantarkan pelaku pada akhir kisah yang buruk yaitu, neraka, bunuh diri menjadi hal yang sangat tidak terpuji yang dilakukan seseorang, orang yang melakukan bunuh diri dianggap tidak dapat menjaga tanggung jawab hidupnya, dan lain sebagainya. Dalam segi sosial, seseorang yang mengalami depresi cenderung menarik diri dari dunia luar. Keinginan yang rendah dalam berinteraksi dengan orang lain menjadi kunci seseorang yang mengalami depresi untuk berdiam diri di rumah.

            Disaat seseorang terjebak dalam sebuah masalah, hal yang dapat dilakukan yaitu, mencoba untuk fokus dalam pencarian solusi yang bisa dilakukan. Seseorang yang mengalami  masalah depresi juga hendaknya meminta bantuan kepada orang lain. Diharapkan dari meminta bantuan tersebut individu bisa mendapatkan dukungan pula dari lingkungan sekitarnya, dengan begitu akan mengurangi risiko terserang depresi. Di lain sisi seseorang yang sedang mengalami depresi perlu untuk dilakukan pendekatan agar seseorang tersebut tidak merasa sendiri dan terasing. Hal ini menghindari memunculkan pikiran-pikiran untuk melakukan bunuh diri apabila sedang sendirian.

            Adapun hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya depresi adalah pertama, menyelesaikan dari diri sendiri terlebih dahulu. Kondisi seseorang saat cukup merasa jenuh dan tidak lagi memiliki ketertarikan untuk melakukan sesuatu, berikan waktu sejenak untuk mengelola pikiran, mengatur nafas, dan bisa melakukan hal lain terlebih dahulu yang bisa membantu mengalihkan rasa jenuh dan penat tersebut seperti, dengan melakukan hal-hal yang disukai, makan makanan favorit, dan lain sebagainya. Setelah suasana hati membaik dan menjadi lebih tenang, lakukan pengelolaan masalah dengan mulai menyelesaikan masalah yang lebih mudah terlebih dahulu, serta perlunya untuk mengafirmasi hal positif kepada diri sendiri. Kedua, meminta dukungan dari orang-orang terdekat seperti, orang tua, sahabat, dan pasangan. Ketiga, dapat meminta bantuan kepada pihak luar yang lebih ahli dan terpercaya terkait kesehatan mental, seperti psikolog.

Referensi :

Santrock, John W. (2011). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill Companies.

Karisma, Ni Wayan Putri C.& Fridari, I Gusti Ayu Diah. (2021). Gambaran Pengembangan Ide Bunuh Diri Menuju Upaya Bunuh Diri. Psikobuletin: Buletin Ilmiah psikologi, Vol. 2, No. 1

Pusporani, Mina, dkk. (2023). Bunuh Diri pada Remaja: Faktor Risiko dan Pencegahan. Jurnal psikologi.

Abd Malek, Nurul sofiah, dkk. (2020). Peranan Kesihatan Mental Sebagai Moderator Terhadap Kecenderungan Bunuh Diri. Malaysian Journal of Social Science, Vol. 5, No. 1

Ashari, dkk. (2023). Bunuh Diri Remaja Perspektif Psikologi dan Hukum Islam. Jurnal Hukum, Vol. 3, No. 1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *