Yogyakarta – Kota Yogyakarta kembali membuktikan statusnya sebagai pusat budaya dengan menerima pengakuan dari World Craft Council (WCC) sebagai “Kota Batik Dunia”. Gelar prestisius ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap peran Yogyakarta dalam melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO sejak 2009.
Penghargaan ini bukan tanpa alasan. Yogyakarta dikenal memiliki tradisi batik yang kuat dan berakar dalam sejarah. Kota ini menjadi rumah bagi banyak pengrajin batik, baik batik tulis maupun batik cap, dengan motif-motif khas seperti parang, kawung, dan ceplok yang memiliki nilai filosofis tinggi. Pemerintah daerah Yogyakarta juga aktif mendukung pengrajin lokal dengan menyediakan pelatihan, fasilitas pameran, dan promosi hingga ke tingkat internasional.
Selain itu, batik tidak hanya menjadi karya seni di Yogyakarta, tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Dalam upaya melestarikan budaya ini, sejumlah sekolah di Yogyakarta telah memasukkan pembelajaran membatik dalam kurikulum mereka. Festival-festival seperti Jogja International Batik Biennale juga menjadi ajang untuk memperkenalkan batik ke dunia internasional.
Pengakuan WCC ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif di Yogyakarta. Dengan status sebagai Kota Batik Dunia, kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara diprediksi akan meningkat, sekaligus membuka peluang bagi pengrajin untuk memperluas pasar mereka. Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta mengungkapkan bahwa penghargaan ini adalah momentum untuk memperkuat industri batik yang berkelanjutan.
Apa pendapat Anda tentang Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia? Apakah pengakuan ini cukup untuk menjaga eksistensi batik di era modern? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar lebih banyak orang mengetahui keindahan batik Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia.