Oleh:
Yessy Olivia Fikri Choirun Nizak
Universitas Muhammadiyah Malang
Generasi muda saat ini memiliki banyak cara unik untuk mengekspresikan cinta kepada pasangannya. Kebanyakan dari mereka kerap kali disebut budak cinta (bucin), karena lebih intens dalam megorbankan waktunya dan rela melakukan apa saja agar bisa tetap berkomunikasi meski tidak dalam interaksi verbal. Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak metode yang bisa dilakukan untuk menjaga keharmonisan dengan pasangan, seperti lewat chat atau video call.
Saking bucinnya Gen Z sampai benar-benar “lupa waktu” saat bersama pasangan, terutama dalam aktivitas seperti ngobrol atau video call. Video call menjadi cara yang lebih personal daripada chatting, karena bisa melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang membuat interaksi terasa lebih nyata. Nah, ada istilah baru di kalangan Gen Z yang merujuk pada kebiasaan melakukan panggilan telepon atau video call dengan pasangan atau teman hingga tertidur yaitu “sleep call”
Apa itu sleep call? Istilah “sleep call” di kalangan Gen Z merujuk pada kebiasaan dimana dua orang tetap terhubung melalui telepon atau vido call sambil salah satu atau keduanya tertidur. Meskipun tidak ada percakapan yang terjadi, tujuan dari sleep call adalah untuk merasa dekat dan memberikan kenyamanan, juga seringkali sebagai bentuk keintiman emosional antara satu sama lain.biasanya sleep call ini dimulai dengan mengobrol santai terlebih dahulu, lalu berlanjut hingga keduanya tertidur saat panggilan masih berlangsung.
Secara umum sleep call dilakukan dalam long-distance relationship (LDR), atau hubungan jarak jauh di mana meskipun terpisah fisik, keduanya bisa merasa lebih dekat dan tetap terhubung, kadang sampai lupa waktu karena sudah terlalu asyik mengobrol atau sekedar hanya menemani sebelum tidur, jadi terasa tidak ada batasan diantara keduanya. Ini adalah bagian dari cara Gen Z membangun hubungan yang lebih personal dan dekat.
Beberapa orang menganggap kegiatan ini membosankan karena dapat menimbulkan rasa jenuh dan kurangnya interaksi yang dihasilkan hanya lewat telepon. Namun akan berbeda bagi mereka yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang, bahkan sebagian besar orang merasa bahwa kegiatan ini bisa membantu seseorang untuk dapat tertidur lebih nyenyak serta tak merasa sendirian lagi.
Jika dilihat dari penjelasan diatas, tentunya sleep call terlihat seperti tidak memberikan dampak negatif. Namun jika kita bedah dan telusuri lebih dalam, ada juga beberapa dampak negatifnya. Wah, bikin penasaran kan apa saja dampak negatifnya? Simak ulasan selengkapnya di dalam artikel ini.
Sebelumnya telah dijelaskan secaraumum apa itu sleep call. Namun, dalam beberapa poin ini akan dijelaskan lebih dalam lagi terkait dengan pengertian sleep call.
Sleep call berasal dari kata “sleep” yang berarti tidur dan “call” yang berati panggilan. Jika kedua kata tersebut digabungkan, maka “sleep call” artinya adalah aktivitas menelepon seseorang hingga tertidur. Bahkan tak jarang panggilan ini masih tersambung hingga mereka sama-sama bangun di esok hari.
Saat ini, tren sleep call menjadi bentuk dampak dari perkembangan teknologi seperti aplikasi kencan online pada saat terjadinya pandemi Covid-19. Gen Z sebagai generasi yang melekat dengan teknologi, mempengaruhi cara berinteraksi termasuk cara berkomunikasi dengan pasangannya. Walaupun sedang berada dalam kondisi long-distance relationship (LDR), mereka akan mengupayakan segala hal untuk terus menjaga keharmonisan dengan pasangan. Hal tersebut memberikan perasaan yang membuat tidak mau berhenti dan rasa terus untuk melakukan hal tersebut.
Manfaat Sleep Call
Bagi mereka yang menjalani LDR, kegiatan sleep call bisa membantu untuk menguatkan chemistry antara pasangan. Dalam perspektif psikologi, sleep call bisa dilihat sebagai bentuk keintiman emosional dan ikatan sosial. Aktivitas ini melibatkan kemunikasi yang bersifat tidak verbal, di mana dua orang terhubung meski tidak ada percakapan yang bersifat aktif. Beberapa aspek psikologis yang terkait dengan sleep call antara lain :
Pertama, rasa aman dan nyaman. Sleep call sering kali memberikan perasaan aman dan nyaman terutama bagi mereka yang kesepian atau merasa cemas terutama di malam hari. Dengan mendengar suara orang yang dekat dengan kita dapat menjadi penenang bahkan jika hanya hembusan nafas atau suara latar belakang saja. Bagi sebagian orang tidur dengan mendengar suara orang terdekat dapat memberikan kenyamanan dan membantu tidur lebih nyenyak.
Kedua, keintiman emosional. Meskipun tidak ada interaksi verbal. Sleep call dapat memperkuat ikatan emosional, karena orang-orang merasa dekat satu sama lain. Ini dapat membantu bagi mereka yang sedang dalam hubungan jarak jauh (LDR) di mana kehadiran fisik tidak selalu memungkinkan untuk mereka.
Ketiga, mengurangi kecemasan. Bagi sebagian orang terutama mereka yang memiliki kecemasan atau gangguan untuk tidur, sleep call menjadi cara untuk mengurangi perasaan gelisah atau takut. Bahkan bagi sebagian orang, berbicara atau sekadar suara orang yang mereka percayai saat menjelang tidur dapat menguangi stress terutama setelah hari yang panjang dan penuh tekanan, dengan merasa bahwa ada seseorang yang mendampingi meski hanya secara virtual.
Keempat, memperkuat ikantan dengan pasangan. Sleep call dapat membantu memperkuat hubungan emosional antara dua orang, baik dalam hubungan romantis, persahabatan, atau bahkan hubungan keluarga. Meskipun tidak ada percakapan verbalhekadiran virtual dapat meningkatkan kedekatan dengan pasangan secara emosional.
Secara keseluruhan, sleep call memberikan manfaat bagi kesejahteraan emosional dan hubungan antarpribadi, meskipun efeknya bisa bervariasi tergantung pada preferensi pribadi dan kualitas hubungan. Meskipun sleep call memiliki beberapa manfaat, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan, apa saja?
Dampak Negatif
Meskipun sleep call menjadi cara yang menyenangkan untuk terhubung dengan pasangan, penting juga untuk memperhatikan dampak bagi kesehatan. Apa saja?
Pertama, ketergantungan emosional. Jika seseorang terlalu sering melakukan sleep call, mereka bisa menjadi tergantung secara emosional pada kehadiran orang lain untuk merasa tenang dan nyaman. Terlalu mengandalkan sleep call untuk merasa terhubung dengan orang lain bisa mengurangi kesempatan untuk refleksi diri atau menikmati waktu pribadi.
Kedua, menggangu kesehatan mata. Sleep call yang dilakukan terlalu lama khususnya saat melakukan panggilan video bisa menyebabkan kerusakan pada bagian mata. Di mana menatap layar ponsel terlalu lama apalagi dalam kondisi ruangan yang gelap serta dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan pancaran cahaya biru dari ponsel.
Ketiga, kecanduan teknologi dan dapat mengganggu kualitas tidur. Terlalu sering melakukan sleep call membuat seseorang merasa terikat pada ponsel mereka. Menurut Alodokter cahaya biru yang dipancarkan dari gawai terutama saat melakukan panggilan video sebelum tidur akan menghambat prosuksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang dilepaskan tubuh untuk mengendalikan siklus tidur-bangun dan membantu tubuh terlelap di malam hari. Jika produksi melatonin terhambat, pelaku sleep call dapat mengalami insomnia. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan waktu untuk beristirahat, yang mengakibatkan penurunan fisik dan mental.
Keempat, menyebabkan strees atau ketegangan. Meskipun tujuannya adalah untuk menenangkan, sleep call kadang dapat menyebabkan strees dan ketegangan. Misalnya, jika percakapan tidak berjalan lancar atau sedang terjadi konflik dalam hubungan, ini dapat memperburuk suasana hati sebelum tidur dan membuat seseorang merasa cemas atau tertekan sehingga dapat mengganggu aktivitas di esok hari.
Wah ternyata banyak juga bahaya yang dihasilkan jika sering melakukan sleep call. Sleep call juga memiliki potensi dampak negatif seperti, mengganggu kualitas tidur, menyebabkan ketergantungan emosi, bahkan dapat menyebabkan strees dan ketegangan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan agar sleep call tidak mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan. Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, buat batasan waktu. Tentukan durasi yang wajar untuk sleep call agar tidak mengganggu kualitas tidur dan rutinitas harian. Misalnya, batasi panggilan agar tidak berlangsung lama dan berlebihan.
Kedua, jaga kualitas percakapan. Agar tidak terkesan membosankan buat variasi percakapan, misal apa yang sedang kita lakukan hari ini. Pastikan percakapan dalam sleep call tetap postif dan mengurangi potensi stress atau ketegangan. Hindari topik yang bisa memicu kecemasan sebelum tidur.
Ketiga, variasikan aktivitas. Jangan hanya mengandalkan percakapan. Cobalah untuk melakukan kegiatan bersama, seperti menonton film, mendengar musik, bermain game bersama, agar sleep call tetap menarik
Terakhir, refleksi diri dan perhatikan kesehatan tidur. Cobalah memberi ruang untuk diri sendiri. Jika sleep call mengganggu tidur, pertimbangkan untuk mencari waktu lain dalam sehari untuk berbicara atau terhubung. Agar tidur tetap cukup dan berkualitas dan tidak bergantung pada orang lain untuk merasa tenang di malam hari.
Dengan pendekatan yang bijaksana, sleep call bisa tetap menjadi kegiatan yang menyenangkan dan memberi manfaat tanpa mengorbankan kualitas tidur dan kesejahteraan emosional. Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai sleep call yang sedang tren di kalangan Gen Z, mulai dari pengertian, manfaat, dampak negatif, bahkan cara untuk menjaga keseimbangan keduanya yang sudah dijelaskan secara rinci di atas.
Daftar Pustaka:
Stafford, L., & Merolla, A. J. (2007). “Idealization, communication, and the relationship maintenance of long-distance relationships.” Journal of Social and Personal Relationships, 24(3), 328-355.Roberts, L. D., & David, M. E. (2020). “Social Media Use and Well-Being: A Systematic Review of Longitudinal Studies.” Computers in Human Behavior, 101, 268-285.
Chang, A. M., & Aeschbach, D. (2015). “The effect of evening exposure to light on human sleep and biological rhythms.” Sleep Medicine Reviews, 21, 32-38.
Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2017). “Social Networking Sites and Addiction: Ten Lessons Learned.” International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(3), 311.
Tashiro, T., & Finkel, E. J. (2016). “The Role of Technology in Romantic Relationships: The Effects of Couples’ Communication via Technology on Relationship Satisfaction.” Journal of Social and Personal Relationships, 33(2), 193-220.