Pentingnya “Someone To Talk” Untuk Meminimalisir Depresi

Oleh:
Putri Umaida
Universitas Muhammadiyah Malang

Gen-z tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah someone to talk, Apasih someone to talk itu? Jadi istilah ini diartikan sebagai seseorang yang bisa kita ajak bicara dan berbagi cerita. Banyak yang mengatakan bahwa someone to talk itu adalah pacar. Tapi, dari hasil yang saya amati serta dari pengalaman pribadi, nyatanya someone to talk tidak hanya pacar saja, melainkan teman dekat, saudara, bahkan orang tua.

Nah, orang yang tidak memiliki someone to talk biasanya lebih rentan mengalami depresi. Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir, dan cara bertindak seseorang. Penyebab depresi bisa karena pengalaman traumatis di masalalu seperti pelecehan, kekerasan, dan lain sebagainnya. Gejala depresi bisa seperti merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

Menurut Halodoc, Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang sangat lazim terjadi. Data riset Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia di tahun 2007 menunjukkan bahwa 94 persen dari penduduk Indonesia mengalami depresi mulai dari yang ringan hingga berat. Bahkan, World Health Organisation (WHO) memprediksi, depresi akan menempati peringkat kedua terbesar setelah penyakit kardiovaskuler, dalam hal masalah kesehatan yang paling banyak terjadi. Halodoc juga menyebutkan bahwa “bercerita adalah solusi” dalam berbagai terapi menyembuhan jiwa bercerita merupakan salah satu metode yang masih diyakini ampuh. Bercerita dapat membuat kita merasa ada tempat untuk bersandar, dan membuat kita merasa tidak sendirian. Perlu juga untuk memperluas pergaulan dan memperbanyak teman baru, untuk membuka pikiran bahwa kamu tidak sendirian dan masih banyak orang diluar sana yang mungkin mengalami hal serupa atau bahkan lebih parah. Maka dari itu kita perlu memiliki someone to talk.

Kenapa sih kita perlu memiliki someone to talk? Memiliki someone to talk itu penting ya. Karena memendam masalah kita sendiri tanpa ada orang lain yang bisa kita ajak bicara, dapat mengganggu kesehatan mental kita. Akibat dari kesehatan mental yang terganggu sangat bermacam – macam, bahkan hingga kematian loh. Kenapa? Karena bisa saja ketika kita memiliki masalah dan tidak menemukan jalan keluar, kita bisa mengalami setres bahkan depresi dan jika hal itu tidak terkontrol sangat mungkin untuk berbuat sesuatu yang berbahaya, seperti melukai diri sendiri bahkan bunuh diri. Secara tidak langsung jika kita memiliki someone to talk bisa mengurangi beban pikiran kita, meskipun mungkin orang yang kita ajak bicara tidak mempunyai jalan keluar untuk permasalahan kita. Tetapi setidaknya kita punya tempat cerita dan tidak memendamnya sendirian. Selain itu, kita juga harus menanamkan pada diri kita untuk selalu berfikiran positif terhadap segala sesuatu. Seperti memandang masalah dari sisi lain, mungkin dari masalah yang kita hadapi terdapat pelajaran yang bisa kita ambil dibaliknya. Dan jika kita selalu memiliki pikiran – pikiran negative maka itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan setres dan depresi.

Disisi lain kita juga tetap harus hati – hati untuk memilih orang yang akan kita jadikan sebagai tempat bercerita, karena jika kita tidak bercerita kepada orang – orang terpercaya kemungkinan cerita yang kita sampaikan akan tersebar ke orang lain. Kita juga perlu membatasi hal – hal apa saja yang mungkin tidak perlu untuk diceritakan kepada orang – orang yang kita rasa tidak terlalu dekat, karena jika kita berbagi informasi pribadi bukan kepada orang yang kita percaya bisa saja malah menambah beban psikologis. Seringkali, orang yang melakukan oversharing atau bercerita secara berlebihan, tidak menerima respons yang diinginkan, atau malah dihakimi, yang dapat menimbulkan perasaan cemas, malu, atau depresi sehingga bisa lebih memperkeruh kondisi. Jadi, jangan oversharing ya. Lebih baiknya, kita harus berusaha untuk lebih bisa mengelola emosi kita, mengelola setres kita, dan lebih selektif dalam memilih orang yang akan kita ajak untuk bercerita.

Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki someone to talk? Jika kamu merasa tidak memiliki tempat untuk curhat atau seseorang yang bisa mendengarkan masalahmu, mungkin kamu bisa mencoba beberapa cara ini untuk merasa lebih baik. Salah satunya adalah dengan menulis jurnal atau buku. Menulis dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk mengungkapkan perasaan tanpa takut dihakimi oleh orang lain. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa menulis secara teratur dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, dan memberi pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan serta situasi yang sedang dihadapi. Ini juga bisa menjadi langkah awal untuk meredakan kecemasan dan menemukan solusi atas masalah yang ada. Bahkan jika kamu bisa menuliskannya dengan baik, cerita yang kamu tulis bisa menjadi sebuah karya. Tetapi jika kamu tetap merasa kesulitan menghadapinya sendirian, berbicara dengan seorang terapis atau konselor bisa sangat membantu. Terapis terlatih bisa memberikan pandangan yang objektif dan alat untuk mengatasi stres atau perasaan yang sedang dialami. Berbicara dengan profesional juga bisa membantu mengidentifikasi akar masalah dan merencanakan langkah-langkah untuk menghadapinya. Terapi bisa meningkatkan kesehatan mental dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi banyak orang, terutama dalam menghadapi masalah berat.

 Selain itu, bergabung dengan komunitas atau forum online yang memiliki minat atau pengalaman serupa juga bisa menjadi tempat yang tepat untuk berbagi dan mendapatkan dukungan emosional. Banyak platform menyediakan ruang untuk berbicara tentang pengalaman pribadi dengan orang-orang yang memahami situasi tersebut, yang dapat memberikan rasa diterima dan tidak sendirian. Namun, penting untuk memilih komunitas yang aman, positif, dan penuh orang-orang yang mendukung agar pengalamanmu tetap sehat dan produktif. Atau menyalurkan emosi melalui aktivitas fisik dan kreatif seperti berolahraga atau melukis bisa sangat membantu meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Aktivitas fisik, seperti olahraga, terbukti efektif dalam melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan. Aktivitas kreatif lainnya, seperti berkarya seni atau memainkan alat musik, juga memberi ruang bagi kamu untuk mengekspresikan perasaan secara bebas dan bisa memperbaiki kesehatan mental.

Meskipun tidak ada seseorang yang bisa jadi tempat curhat, ikut kegiatan sosial atau kelompok yang positif bisa memberikan dukungan emosional tanpa harus berbicara langsung. Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana yang menyenangkan bisa memperkuat rasa keterhubungan dan memberi rasa dihargai. Hal ini penting, karena merasa diterima dalam lingkungan sosial yang positif dapat meningkatkan kesehatan mental secara signifikan. Mungkin dengan beberapa cara ini, kamu tidak perlu merasa sendirian dalam menghadapi masalah, karena selalu ada jalan untuk mendapatkan dukungan dan merasa lebih baik. Menjaga kesehatan mental adalah perjalanan yang memerlukan langkah-langkah aktif, dan setiap usaha untuk mencari dukungan atau meredakan stres adalah langkah yang positif.

Jadi, memiliki someone to talk sangat penting untuk meminimalisir risiko depresi dan menjaga kesehatan mental. Berbagi perasaan dengan orang yang tepat dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberi perspektif yang lebih jernih tentang masalah yang dihadapi. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam memilih siapa yang bisa dijadikan tempat cerita, karena tidak semua orang mampu memberikan dukungan yang sehat. Selain itu, perlu diingat untuk tidak oversharing atau berbagi terlalu banyak informasi pribadi. karena hal ini justru bisa menambah kecemasan bahkan menimbulkan masalah baru.

Ingatlah bahwa berbagi tidak harus selalu tentang membuka segala sesuatu, tetapi lebih kepada menemukan seseorang yang bisa mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan ruang untuk diri kita merasa aman. Ketika kita memilih untuk berbicara dengan bijak, kita memberi kesempatan bagi diri kita untuk tumbuh, sembuh, dan melangkah lebih ringan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *